Pindah KPR atau take over KPR adalah salah satu solusi yang bisa dilakukan jika kamu merasa kurang puas dengan bank penyedia KPR saat ini, misalnya karena suku bunga yang tinggi atau ingin mendapatkan kondisi yang lebih menguntungkan di bank lain. Namun, proses pindah KPR tidak sederhana dan memerlukan persiapan yang matang. Artikel ini akan membahas hal-hal yang harus disiapkan jika kamu ingin pindah KPR agar prosesnya berjalan lancar.

Hal-Hal yang Perlu Disiapkan Jika Pindah KPR
1. Memahami Syarat dan Ketentuan di Bank Asal
Sebelum memutuskan untuk pindah KPR, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memahami syarat dan ketentuan yang berlaku di bank penyedia KPR awal. Beberapa bank memiliki kebijakan terkait pelunasan lebih awal, yang sering kali disertai dengan biaya penalti. Penalti ini biasanya berkisar antara 1-3% dari sisa pokok utang.
Selain itu, pastikan kamu juga mengetahui apakah ada biaya lain yang mungkin dikenakan jika memutuskan untuk melunasi KPR lebih awal. Tanyakan secara langsung kepada bank mengenai segala ketentuan yang berlaku agar kamu tidak terkejut dengan biaya tambahan yang mungkin muncul saat pelunasan.
2. Meneliti Penawaran dari Bank Baru
Setelah mengetahui syarat dan ketentuan dari bank asal, langkah berikutnya adalah mencari bank baru yang menawarkan program take over KPR. Bank-bank yang menawarkan layanan ini biasanya bersaing dengan memberikan penawaran bunga yang lebih rendah. Namun, jangan hanya terpaku pada suku bunga rendah.
Kamu juga harus memperhatikan biaya-biaya lain yang mungkin dikenakan oleh bank baru, seperti biaya administrasi, biaya notaris, dan asuransi. Lakukan riset terhadap beberapa bank sekaligus untuk mendapatkan perbandingan terbaik, baik dari segi bunga, biaya, maupun layanan yang ditawarkan.

3. Menyiapkan Dokumen-Dokumen Penting
Proses pindah KPR tentu memerlukan dokumen-dokumen yang lengkap. Pastikan kamu sudah menyiapkan dokumen-dokumen berikut sebelum mengajukan take over KPR:
- Identitas Diri: Fotokopi KTP, Kartu Keluarga, dan NPWP.
- Dokumen Penghasilan: Slip gaji 3 bulan terakhir, surat keterangan kerja, atau laporan keuangan jika kamu adalah seorang pengusaha atau wiraswasta.
- Dokumen KPR Lama: Sertifikat rumah, salinan perjanjian kredit dari bank asal, dan bukti pembayaran cicilan KPR selama beberapa bulan terakhir.
- Rekening Koran: Bukti rekening koran 3 bulan terakhir untuk menunjukkan arus kas kamu.
Bank baru juga mungkin meminta dokumen tambahan, seperti surat pelepasan hak dari bank asal, serta surat kuasa pengalihan hak yang menunjukkan bahwa kamu memberikan wewenang kepada bank baru untuk menyelesaikan transaksi pindah KPR.
4. Memeriksa Biaya-Biaya yang Harus Dikeluarkan
Selain biaya penalti dari bank asal, ada beberapa biaya lain yang perlu diperhatikan saat memindahkan KPR ke bank baru. Berikut adalah beberapa biaya yang umum muncul:
- Biaya Appraisal: Bank baru akan melakukan penilaian ulang (appraisal) terhadap properti kamu untuk menilai harga pasar rumah saat ini.
- Biaya Notaris: Semua transaksi terkait pengalihan hak kredit dan dokumen legal lainnya akan melibatkan notaris, dan biaya ini harus kamu tanggung.
- Biaya Administrasi dan Provisi: Bank baru mungkin mengenakan biaya administrasi dan provisi sebagai bagian dari pengajuan kredit baru.
- Biaya Asuransi: Biasanya, bank juga meminta kamu untuk memperbarui atau membeli polis asuransi jiwa dan asuransi properti sebagai jaminan atas kredit baru yang diajukan.
5. Melakukan Simulasi Cicilan di Bank Baru
Sebelum resmi mengajukan permohonan pindah KPR, sebaiknya kamu melakukan simulasi cicilan di bank baru. Simulasi ini akan memberikan gambaran jelas mengenai jumlah cicilan bulanan yang harus kamu bayarkan di bank baru. Pastikan cicilan ini sesuai dengan anggaran bulanan kamu dan tidak membebani kondisi finansial.
Simulasi juga membantu dalam membandingkan penawaran beberapa bank sekaligus, sehingga kamu bisa memilih bank dengan penawaran terbaik, baik dari segi bunga, jangka waktu cicilan, maupun fleksibilitas pembayaran.

6. Memeriksa Reputasi Bank Baru
Selain suku bunga dan biaya-biaya lainnya, reputasi bank baru juga harus menjadi pertimbangan utama. Pilih bank yang memiliki reputasi baik, terutama dalam hal layanan pelanggan dan kemudahan proses take over KPR. Kamu bisa mencari testimoni dari nasabah lain yang pernah melakukan proses pindah KPR di bank tersebut.
Bank yang memiliki reputasi baik biasanya akan memproses pengajuan take over KPR dengan cepat dan profesional. Mereka juga menawarkan layanan yang mudah diakses, seperti layanan online untuk memantau status pengajuan kredit.
7. Mengajukan Permohonan Take Over KPR
Setelah semua persiapan sudah dilakukan, langkah terakhir adalah mengajukan permohonan take over KPR ke bank baru. Proses ini biasanya memakan waktu beberapa minggu, tergantung dari kelengkapan dokumen dan proses penilaian properti. Bank akan melakukan appraisal ulang terhadap rumah kamu untuk memastikan nilainya sesuai dengan pengajuan kredit.
Selama proses ini, pastikan kamu terus berkomunikasi dengan pihak bank untuk memastikan semua berjalan lancar.

Kesimpulan
Pindah KPR dapat memberikan banyak keuntungan, seperti suku bunga lebih rendah atau jangka waktu cicilan yang lebih fleksibel. Namun, proses ini memerlukan persiapan yang matang, mulai dari memahami syarat di bank asal, memilih bank baru yang tepat, hingga menyiapkan dokumen dan biaya yang diperlukan. Dengan persiapan yang baik, kamu bisa mendapatkan kondisi KPR yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan kemampuan finansialmu. Semoga bermanfaat!
Leave a Comment